14 Januari 2010

Kematian Hati

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.

Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa,tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri. Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidak tahuan mereka”, ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana,lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidak-sesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang.

Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu?

Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.

Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma’siat menggodamu dan engkau meni’matinya? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia?

Terlalu Percaya Diri ^_^

Suatu malam seorang ISTRI terbangun dari tidurnya dan melihat suaminya sedang berdiri diBOKS bayi anak mereka. Sang Istri belum pernah melihat ekspresi wajah suaminya seperti itu sebelumnya.
Kadang-kadang terseyum sambil mengelengkan kepala, tampak kagum....,lalu seperti terharu, terus menarik napas panjang bahkan sampai meneteskan air mata.

Diam diam sang istripun juga ikut meneteskan air mata, ia tak menyangka sang suami mbegitu mengagumi anak mereka.

Sang istri mendekati sang suami, lalu memeluknya dan berkata kepada suaminya '' mas, apa sih yang mas pikirkan sampai menangis segala ?''

'' INI, aku ga habis pikir masak BOX bayi begini saja harganya 5 jt...nyesel aku membelinya '' jawab sang suami

Sang Istri ??????????

hehehehe....

Terkadang kita sok tahu dalam menilai seseorang hanya dari tekstur tubuh saja tanpa melakukan konfirmasi. Dan akhirnya salah kaprah.

Memaafkan Adalah Sebuah Terapi

Suatu ketika anak saya sakit, panas badannya sampai 38 derajat. Sudah minum obat tapi ga juga turun, kalau pun turun hanya sebentar trus panas lagi.
Saya bertanya pada anak saya yang baru berusia 5 tahun itu kenapa kamu sakit nak ?
lalu anak saya menjawab sambil meneteskan air mata dan dengan suara yang secekukan '' hu..hu...hu...ama ummi ''
" Emangnya kenapa ummi ..''
'' ayyash diomelin ama ummi, dipaksa keluar tapi ayyash ga mau hu..hu..hu'' tangisannya makin kencang tampaknya kejadian itu menguncang dirinya.
Akhirnya saya suruh umminya tuk mengurut seluruh badannya dan dalam proses mengurut saya minta dia untuk minta maaf atas perbuatanya yang membuat dirinya jadi sakit. ( ternyata anak kecil bisa sakit hati juga ya ..)
eh...setelah setengah jam kemudian anak kami kembali ceria bermain bersama teman temannya tanpa minum obat TUH.
AHA, begitu besar dampak psikologis terhadap kondisi fisik seseorang...
Memaafkan...merupakan terapi efektif untuk menjadi anda sehat.
Memaafkan...membuat hati anda menjadi plong.
Memaafkan...membuat anda merasa bahagia, berat memang tapi...
So..
Maafkanlah diri anda sendiri....
Maafkanlah orang yang pernah menyakiti anda...

13 Januari 2010

SEBUAH KISAH HIKMAH

Ketika itu ada seorang laki-laki tua dengan usia 70 tahun, mempunyai harta yang berlimpah.. rumah baru ada 6, mobil Cuma 5, sholeh, naik haji sdh 5 kali dan umroh 7 kali, tetapi dia sudah mempunyai 4 org istri, ketika itu laki-laki itu bertanya kepada semua istrinya
Ketika itu dia bertanya kpd istri ke-3
Suami                    : wahai istriku seandainya aku meninggal sampai mana engkau akan mengantarkan aku?
Istri ke-3              : wahai suami ku , engkau sudah baik dengan ku, maka aku tidak akan mengantarmu sampai kuburan, aku akan menunggu rumah saja
Suami                    : Baiklah klo itu keputusan ibu maka bapak akan berterimakasih
Dipanggilah istri ke-4 :
Suami                    : Mamah seandainya aku meninggal sampai mana engkau akan mengantarkan aku?
Istri ke -4             : Duhai suamiku yang baik, engkau telah memberikan banyak harta kepada aku, maka aku akan menungguimu di rumahsakit dan membacakan talaqi ditelingamu, sehingga engkau akan pergi dengan menyebut nama Allah.
Suami                    : terima kasih mah…. Engau sangat baik hati
Dipanggilah istri ke-2 :
Suami                    : bunda seandainya aku meninggal sampai mana engkau akan mengantarkan aku?
Istri ke-2              : duhai sayangku…. Engkau telah menyangiku melebihi istri-istri yang lain, maka sebagai ucapan terimakasih ku, akan aku bacakan engkau talaqi dan aku akan antarkan engkau sampai peristirahatanmu terakhir, setelah itu aku akan pulang…
Suami                    : Sungguh engaku sangat baik bin…